WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Kamis, 20 Oktober 2011

Kopi Indonesia Ditengah Dinamika Pasar Kopi Global (2)

AEKI mencatat, saat ini, ada sekitar lima perusahaan pengolah kopi skala besar, yakni PT Santos Jaya Abadi, PT Nestle Indonesia, PT Torabika Eka Semesta, PT Aneka Coffee Industri, dan PT Sari Incofood Corp. Skala menengah diantaranya adalah, PT Ayam Merak, PT Inbraco, PT Bola Dunia, PT naga Sanghie, dan PT Tri Menggolo Dento. 

Produk hilir olahan dari biji kopi yang saat ini dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah untuk jenis kopi bubuk, permen, kopi instan bubuk dan siap saji, dan bahan baku industri makanan seperti biskuit.  Di sisi lain, AEKI berharap,  pemerintah mulai mengkaji kemungkinan untuk membatasi kebebasan trader asing membeli kopi langsung ke petani.

Ulah para trader atau pedagang asing acap kali dinilai merugikan pengusaha kopi nasional. Banyak dari mereka yang langsung membeli komoditas kopi di tingkat petani.  Apalagi, kini kopi indonesia menjadi rebutan para pembeli di pasar internasional.

Perilaku trader asing sangat mengganggu iklim bisnis dalam negeri. Biasanya, trader melakukan 'jemput bola' dengan membeli kopi di tingkat petani, sehingga tanpa melalui jalur perusahaan lokal. "Mereka (trader asing, Red) tidak perlu menyewa gudang maupun office, dari situ nereka tidak mengeluarkan modal.

Tentu itu merugikan, karena cost of fund murah kalau dibandingkan eksporter nasional yang menanggung biaya tinggi. Akan lebih baik kalau mereka bekerja sama dengan eksporter nasional," papar Pranoto.

AEK1 mengeluhkan dominasi pedagang asing yang menguasai perdagangan kopi di dalam negeri dengan volume mencapai 60% dari total produksi 560.000 ton pada tahun lalu. Tekanan pedagang asing tersebut menyebabkan pedagang lokal semakin sulit bersaing mendapatkan kopi dari petani.

"Mereka (pedagang asing) lebih kompetitif, karena suku bunga pinjaman di luar negeri lebih rendah dibanding dengan suku bunga di dalam negeri. Suku bunga di luar negeri hanya 2%, kita bayar bunga masih di atas 10%, sehingga pedagang asing berani membeli dengan harga lebih tinggi" ujarnya.

Sementara itu Executive Vice President PT Aneka Coffee Industry Moenardji Soedargo mengakui adanya dominasi pedagang asing dalam perdagangan kopi di dalam negeri, karena telah ada peraturan dari pemerintah yang mengatur perdagangan kopi.

"Tapi yang jelas iya, terjadi ketimpangan dalam arti biaya operasi. Perusahaan asing menggunakan sumber dana pembiayaan internasional yang jauh lebih murah dan efisien, sedangkan biaya operasional di dalam negeri ditopang dengan pembiayaan yang lebih mahal" ujar Moenardji. 

Menurutnya telah menjadi permasalahan klasik selama ini untuk itu diperlukan kemampuan pedagang lokal dalam menyiasati persaingan dengan pedagang asing. "Kembali pada bagaimana kiat berdagangnya. Faktor ketimpangan pembiayaan salah satu faktor saja," ujar dia. 

Diprediksi Pasokan Kopi Langka
United States Department of Agriculture memproyeksikan produksi kopi dunia pada periode 2011/2012 turun 2,1% akibat penurunan panen di Brasil yang merupakan negeri penghasil kopi terbesar. Berdasarkan laporan bertajuk Coffee World Markets and Trade yang dirilis departemen AS tersebut, produksi komoditas bahan minuman tersebut pada periode 2011/2012 hanya 135 juta bag.

Pada tahun lalu, berdasarkan data yang dipublikasikan kemarin, produksi kopi di seantero dunia mencapai 137,9 juta bag. Setiap bag sama dengan 60 kg atau 120 pounds. Penurunan tersebut karena tanaman kopi di Brasil mulai memasuki siklus turun produktivitas.

Pada tahun depan, negeri di Amerika Latin ini diperkirakan hanya akan menghasilkan 49,2 juta bag kopi, turun 9,7% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, permintaan dunia akan komoditas yang mengandung kafein tersebut diyakini akan bertumbuh 1,1% menjadi 133,957 juta bag. Khusus di AS, permintaan kopi akan bertumbuh 0,8% menjadi 24,15 juta bag.


Moenardji  menuturkan inti permasalahan yang dihadapi adalah peningkatan konsumsi dunia yang sangat tinggi. "Sekarang konsumsi [kopi] dunia sekitar 7,8 juta ton pada tahun lalu. Padahal, pada 15 tahun lalu hanya  4,8 juta ton. Jadi memang terjadi pertumbuhan [konsumsi kopi) yang cukup besar," katanya.

previous  |  next page  |
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...