WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Senin, 04 Maret 2013

Naiknya Biaya Produksi Tekan Margin Kotor PT Nippon Indosari

PT Nippon Indosari Corpindo, memproyeksikan margin kotor tahun ini sebesar 45%, turun 172 basis poin dibanding margin kotor 2012 sebesar 46,72%, menurut direksi perseroan. Penurunan margin terjadi akibat peningkatan biaya produksi tahun ini.

Menurut Direktur Nippon Indosari Alex Chin, "Kenaikan sejumlah unsur seperti tarif listrik dan upah buruh menjadikan biaya produksi meningkat, namun tidak signifikan.  Dia memberi contoh, tarif tenaga listrik (TTL) untuk industri yang naik sebesar 15% pada awal kuartal I 2013 ikut mempengaruhi biaya produksi.
 
Namun demikian, kenaikan TTL tidak berpengaruh banyak terhadap biaya produksi perseroan, karena menurutnya, tarif listrik hanya berkontribusi 4%-5% terhadap biaya produksi keseluruhan.

Biaya produksi yang dinilai stabil juga menjadikan Nippon Indosari tidak berencana menaikkan harga jual. "Meski harga jual tidak naik, kami optimistis penjualan tahun ini tetap naik, karena didorong pertumbuhan volume penjualan," ujar Chin.

Tahun lalu perseroan mampu mempertahankan margin kotor sebesar 46% yang ditopang kenaikan harga jual. Kenaikan harga jual tahun lalu diberlakukan untuk produk roti manis dan roti tawar.

Proyeksi penurunan margin kotor Nippon Indosari di 2013 seiring dengan estimasi yang dilakukan oleh asosiasi industri. Asosiasi Pengusaha bakery Indonesia (APEBI) memperkirakan margin kotor rata-rata produsen roti tertekan hingga 3%-4% pada tahun ini dibanding tahun lalu.

Menurut Ketua Umum APEBI, Chris Hardijaya, penurunan margin terjadi seiring peningkatan biaya produksi, sebagai dampak kenaikan sejumlah unsur biaya produksi. Biaya produksi roti pada tahun ini rata-rata bisa naik hingga 22%.
Rata-rata produsen roti akan menaikkan harga jual sebesar 10%-15% pada tahun ini untuk menghindari kerugian margin yang lebih besar. "Sebenarnya kalau ingin menjaga margin, kenaikan harga jual harus 20%. Tapi jika dinaikkan sebesar itu, bisa-bisa konsumen mengurangi konsumsi dan volume penjualan turun," kata Chris.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Siswaja Lukman  mengatakan harga jual produk makanan dan minuman tahun ini diperkirakan naik 10%-11%. "Langkah menaikkan harga dilakukan produsen untuk bisa menjaga margin kotor," kata Adhi.
Sementara PT Indofood Sukses Makmur juga mencatat penurunan margin kotor sebesar 72 basis poin menjadi 27,65% hingga kuartal III 2012 dibanding periode yang sama 2011 sebesar 28,37%. Penurunan margin itu antara lain disebabkan penurunan harga jual rata-rata hasil perkebunan, serta kenaikan biaya produksi di divisi agribisnis.

"Meski margin kotor turun, Indofood tetap mencatat kenaikan laba kotor hingga kuartal III 2012 sebesar 7,5% secara tahunan menjadi Rp 10,3 triliun," kata Anthoni Salim, Direktur Utama Indofood Sukses Makmur. (dbs)

-------------------------------------------------------------------------
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...