WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Rabu, 20 Maret 2013

Pemain Baru di Pasar Terigu Tahun Ini

Menurut Ratna Sari Loppies, Direktur Eksekutif Aptindo, lonjakan konsumsi turut mendorong masuknya pemain baru di industri terigu. 
Tahun ini, ada empat produsen tepung terigu baru yang siap meramaikan industri terigu nasional

Kendati hampir seluruh kebutuhan bahan baku gandum berasal dari impor, industri terigu tetap tumbuh subur di negeri ini. Terbukti, industri ini terus kedatangan pemain baru.

Data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menyebutkan, pada tahun 2013 ini, ada empat pemain baru yang akan meramaikan industri terigu nasional.


Mereka adalah PT Sarana Prima Makmur, PT Wilmar Flour Mills, PT Crown Flour Mills, dan PT Agrofood Makmur Mandiri. Rencananya, keempat perusahaan itu mulai beroperasi tahun ini.

Lokasi Pendirian pabrik terigu ini berbeda-beda. PT Sarana Prima Makmur mendirikan pabrik di Banjarmasin, PT Wilmar Flour Mills di Gresik, PT Crown Flour Mills di Tangerang, dan PT Agrofood Makmur di Mojokerto.

Saat ini, sudah ada 21 perusahaan yang meramaikan persaingan bisnis terigu nasional. Dengan bergabungnya keempat perusahaan ini, maka total pabrik terigu di Indonesia menjadi 24 unit.

Ketua Umum Aptindo, Franciscus Welirang mengatakan, masuknya keempatnya pemain anyar ini bakal mengerek kapasitas produksi terigu nasional.

“Saat ini, total kapasitas giling gandum mencapai 8,1 juta ton pertahun, dengan masuknya pemain baru, maka kapasitas akan di atas itu,” ujarnya saat berkunjung ke redaksi KONTAN, Kamis (14/3).

Sayang, pria yang akrab disapa Franky ini mengaku tidak tahu persis kapasitas produksi dari masing-masing pendatang baru tersebut. Bagitu juga dengan total investasi yang mereka siapkan.

Yang jelas, total investasi baru yang bakal mengalir kesektor ini akan terus bertambah. Soalnya, menurut data Aptindo, masih ada tujuh perusahaan lagi yang akan membangun pabrik terigu.

Beberapa dari mereka diantaranya PT Bungasari Flour Mills dan PT Murti Jaya. Mereka ini rencananya mulai beroperasi tahun 2014.

Pasar Terus Tumbuh
Kendati pemain kian banyak, Franky optimis, persaingan di bisnis ini tetap sehat lantaran pasar terigu nasional juga terus tumbuh. Pada 2012, misalnya, konsumsi terigu mencapai 5,5 juta metrik ton, tumbuh 7,6% dari tahun 2011.

Sekitar 92% dari jumlah konsumsi itu dipenuhi produsen lokal. Hanya 8% saja yang bersumber dari impor. Selain mengandalkan pasal lokal, produsen terigu juga getol mengekspor produk terigunya ke sejumlah negara.

Direktur Eksekutif Aptindo, Ratna Sari Loppies memprediksi konsumsi terigu tahun ini akan tumbuh lebih tinggi lagi dari tahun lalu. “Lonjakan konsumsi ini turut mendorong masuknya pemain baru itu,” kata Ratna.

Hingga saat ini, PT Bogasari Flour Mills masih menguasai pasar terigu nasional dengan pangsa pasar sekitar 51%. Adapun total kapasitas produksi Bogasari lebih dari 4 juta ton per tahun.


Indofood Bantu Kembangkan Ubi Jalar Gantikan Tepung Terigu

Dalam meneliti bahan alternatif pengganti tepung terigu, mahasiswa banyak mengembangkan ubi jalar. Komoditas ubi jalar menjadi bahan terfavorit mahasiswa dalam program diversifikasi pangan yang diadakan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Kepopuleran ubi jalar juga tidak terlepas dari potensinya yang bisa menggantikan beras karena mengandung karbohidrat dengan indeks glikemik yang rendah.

"Pengembangan potensi pangan ini kita tekankan pada kearifan lokal untuk mengantisipasi krisis pangan," ujar Manager CSR PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Deni Puspahadi kepada Tribun Jogja Minggu (23/6/2013).

Dalam kegiatan yang diadakan PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini, pihaknya menyalurkan dana sebesar Rp 1,6 miliar untuk penelitian mahasiswa. Melalui program Corporate Social Responbility (CSR)-nya ini pihaknya mendorong mahasiswa untuk menciptakan bahan alternatif selain tepung terigu.

Tahun ini pihaknya mengalokasikan dana mahasiswa dan tim khusus. Setidaknya ada 235 proposal penelitian bidang pangan mahasiswa S1 untuk memperoleh bantuan dana penelitian yang mengangkat tema 'Penganekaragaman Pangan Melalui Pemanfaatan Aneka Tepung Komposit dengan Memaksimalkan Komoditas Lokal' ini.

Program ini memberikan bantuan penelitian kepada 51 proposal penelitian dari Mahasiswa dari 32 perguruan tinggi. "Jumlah ini meningkat dari tahun lalu yang hanya 224 proposal,"kata Deni.


Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...