WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Kamis, 22 November 2012

Bahan Baku Susu Olahan Sebesar 79% Masih Diimpor

Kementerian Perindustrian memperkirakan impor bahan baku susu olahan mencapai 75% dari total bahan baku yang dibutuhkan. Tingginya impor bahan baku itu karena pasokan dari dalam negeri yang terbatas serta harga produk impor yang lebih murah.
 
"Persentase impor bahan baku industri susu olahan masih tinggi, sekitar 75% per tahun," kata Enny Ratnaningtyas, Direktur Industri Minuman dan Tembakau Kementerian Perindustrian.

Menurut dia, hal itu dapat mengganggu ekspansi produsen susu olahan tahun ini yang totalnya diperkirakan mencapai Rp 3 triliun. Karena itu, pemerintah meminta produsen susu olahan untuk bermitra dengan peternak lokal agar dapat menjamin bahan baku.

Menurut dia, sejumlah produsen susu olahan yang berekspansi tahun ini antara lain PT Nestle Indonesia senilai Rp 1,8 triliun, PT Indolakto (anak usaha PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) senilai Rp 800 miliar, PT Garudafood Putra Putri Jaya senilai Rp 280 miliar, dan PT Cisarua Mountain Dairy sekitar Rp 50 miliar-Rp 100 miliar.
.
Enny menilai kebutuhan bahan baku berupa susu mentah harus diimpor karena pasokan dari dalam negeri hanya mencukupi 25% dari kebutuhan. Produktivitas peternak sapi lokal masih rendah dan belum bisa bersaing secara harga. Saat ini harga bahan baku impor mencapai Rp 3.800 per liter, sementara pasokan lokal sekitar Rp 3.900 per liter - Rp 4.000 per liter.

Dia menjelaskan ekspansi sejumlah produsen susu olahan dilakukan untuk memenuhi kenaikan permintaan domestik. Penjualan industri susu olahan pada 2012 ditargetkan mencapai Rp 33,17 triliun, meningkat 7% dibandingkan proyeksi tahun lalu Rp 31 triliun, menurut asosiasi industri. Peningkatan didukung pertumbuhan volume penjualan susu olahan tahun ini.

"Pertumbuhan penjualan terutama akan didorong kenaikan penjualan susu cair," kata Sahlan Siregar, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu. Peningkatan penjualan juga dipengaruhi kenaikan konsumsi susu seiring dengan naiknya daya beli masyarakat.

Industri Susu Olahan Tumbuh Pesat 
 Kelangkaan pasokan bahan baku susu dapat menggambarkan pesatnya pertumbuhan industri susu olahan di Indonesia yang diakibatkan ketidakmampuan suplai susu memenuhi pertumbuhan permintaan yang ada.

Tingginya pertumbuhan permintaan ini ditunjukkan oleh riset Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang memperkirakan pertumbuhan produksi produk susu di Indonesia tahun ini mencapai 7,84%. Angka ini bahkan menempatkan Indonesia di atas Australia yang merupakan salah satu produsen utama susu dunia. Pesatnya permintaan bahan baku susu diakibatkan gencarnya ekspansi produksi perusahaan susu. 

Tahun ini tercatat beberapa produsen susu utama di Indonesia akan melakukan belanja modal yang cukup signifikan sejumlah Rp 3 triliun. Indofood CBP pada tahun lalu bahkan menitikberatkan belanja modalnya sebesar US$ 130 juta dari total Rp 1,8 triliun untuk membangun pabrik susu baru di Pasuruan. 

Segmen susu termasuk di antara beberapa segmen yang ditargetkan untuk bertumbuh 100% tahun ini. Kontribusi segmen susu mencapai Rp 4,72 triliun atau 31,2% atas pendapatan total Indofood CBP pada tahun lalu.

Gencarnya ekspansi yang dilakukan perusahaan susu dikarenakan masih besarnya peluang pertumbuhan industri susu di Indonesia. Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat konsumsi susu di Indonesia dibanding negara-negara di kawasan. 

Menurut Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian, konsumsi susu di Indonesia sebesar 11,09 liter per kapita per tahun masih lebih rendah dibanding negara-negara tetangga. Thailand, Malaysia, dan Vietnam masing-masing memiliki tingkat konsumsi susu sebesar 33,7 liter, 22,1 liter, dan 12,1 liter per kapita per tahun. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki tingkat konsumsi susu terendah di Asia.(dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...