WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Selasa, 22 Januari 2013

Pertumbuhan Industri Hilir Dorong Konsumsi Terigu

Konsumsi terigu nasional tahun ini diperkirakan mencapai 5,43 juta ton, naik 7% dibanding proyeksi tahun lalu 5,08 juta ton, menurutAsosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO). Kenaikan itu ditopang pertumbuhan industri hilir pengguna terigu di Indonesia.
 
"Industri pengguna terigu seperti biskuit berpotensi tumbuh tahun ini, itu menjadi pendorong pertumbuhan industri terigu nasional," ujar Franciscus Welirang, Ketua Umum APTINDO. Pertumbuhan industri pengguna terigu mengikuti tren penggunaan makanan berbahan terigu sebagai pengganti nasi.

Franciscus menuturkan tahun ini konsumsi terigu di Indonesia masih akan didominasi oleh penggunaan produk terigu nasional. "Produk domestik akan menguasai sekitar 92% pasar terigu nasional tahun ini," kata dia.

Pangsa pasar produsen terigu domestik yang dominan antara lain karena pemberlakuan bea masuk tindakan pengamanan sementara (BMTPS) terhadap terigu impor asal Turki sejak 5 Desember 2012. 

Kementerian Keuangan menetapkan BMTPS sebesar 20% dari bea impor dikenakan dalam masa penyelidikan safeguard terhadap tepung terigu impor. "BMPTS layak diberlakukan karena memang terjadi dumping terigu," kata Franciscus.

Pertumbuhan konsumsi tahun lalu dan tahun ini juga dinilai mendorong investasi produsen terigu tahun ini. Hal itu ditunjukkan investasi tiga produsen, yakni PT Indofood Sukses Makmur, PT Siantar Top, dan PT Wilmar Nabati Indonesia.

Indofood Sukses Makmur melalui entitas anak, PT Bogasari Flour Mills, membangun pabrik terigu pada tahun ini. Pembangunan pabrik itu pada mulanya akan dibangun tahun lalu, namun masih terkendala lahan.

Pembangunan pabrik baru Bogasari dilakukan untuk menjaga pangsa pasar, seiring bertambahnya investasi baru di sektor industri tepung. Dari 19 perusahaan terigu di Indonesia yang ada di 2011, Bogasari masih dapat mempertahankan pangsa pasar sebesar 57% melalui dua pabriknya.

"Tahun 2000 industri tepung terigu itu hanya berjumlah 4, tahun lalu sudah mencapai 19. Diperkirakan ke depannya akan ada 21 perusahaan," kata Franciscus. Harga saham Indofood Sukses Makmur pada penutupan perdagangan Senin naik 50 poin (0,8%) menjadi Rp 6.000 dibanding Jumat pekan lalu.

Pitoyo, Direktur Siantar Top, menuturkan pabrik terigu yang dibangun perseroan ditargetkan berkapasitas hingga 5.500 ton per bulan. Sekitar 60% produksi pabrik baru itu akan dipakai untuk kebutuhan tiga pabrik makanan perseroan.

"Sementara sisa produksi akan dijual kepada pihak yang membutuhkan," kata Pitoyo. Pabrik itu telah beroperasi mulai tahun lalu. Harga saham Siantar Top turun 10 poin (1,1%) menjadi Rp 870.

PT Wilmar Nabati Indonesia juga mulai membangun pabrik terigu di Surabaya akhir 2012 dengan nilai investasi sekitar Rp 300 miliar-Rp 500 miliar. Menurut direksi perseroan, pabrik baru itu ditargetkan beroperasi kuartal III 2013.
"Pabrik baru itu sudah mulai pembangunan konstruksi dengan kapasitas produksi 2x500 ton per tahun," ujar Hendri Saksti, Presiden Direktur Wilmar Nabati Indonesia.(dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...