WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Senin, 12 November 2012

Manfaatkan Bonus Demografi Indonesia

Berbagai kalangan berpendapat Indonesia dapat menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketujuh di dunia,  jika kita dapat memanfaatkan potensi bonus demografi (demographic dividend) dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menjaga stabilitas ekonomi makro dan keamanan, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi. Namun, pemerintah sebaiknya tidak hanya mengejar peringkat, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan penduduk dan pemerataan kesempatan kerja.
.
Laporan McKinsey Global Institute  yang dirilis September 2012 memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalahkan Jerman dan Inggris pada 2030 karena kelas konsumen global diestimasi tumbuh menjadi 1,8 miliar yang mayoritas di Asia mendorong permintaan sumber daya alam dan komoditas dari Indonesia.

Telisa Falianty, Ekonom Spesialis Ekonomi Makro EC-Think, mengatakan peluang Indonesia menjadi negara dengan PDB terbesar ketujuh tergantung banyak faktor. Selain bonus demografi, pencapaian itu dipengaruhi pertumbuhan negara lain.


Prediksi McKinsey berpatokan pada  pemetaan demografi bahwa penduduk Indonesia dalam usia produktif  dengan daya  beli tinggi ditambah kenaikan jumlah penduduk kelas menengah pada 2040 mencapai 80% dari jumlah penduduk. “Jumlah penduduk tanpa employment creation juga tidak otomatis menaikkan produktivitas. Prediksi itu sah saja asal kita tidak terlena dan harus bekerja keras,” katanya.


Tantangan Indonesia mencapai peringkat ketujuh dunia adalah memperbaiki infrastruktur, reformasi birokrasi, dan pendidikan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Bonus demografi tanpa perbaikan SDM tidak akan optimal mendorong pertumbuhan.


Rully Nova,  Ekonom PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk,  mengatakan  bonus Indonesia adalah sumber daya alam,  demografi dan daya beli masyarakat. Namun, peringkat ketujuh itu tidak akan tercapai jika bonus itu tidak dikelola dengan baik. Salah satunya dengan perbaikan infrastruktur, menjaga daya beli masyarakat, dan daya saing industri.


Bambang Prijambodo, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Pendanaan Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, mengatakan penjagaan stabilitas ekonomi makro, politik dan keamanan secara berkesinambungan dapat mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi karena ketimpangan ekonomi. Tiga hal pokok itu adalah prasyarat pembangunan.


Menurutnya, besarnya potensi ekonomi Indonesia harus dijaga dengan meningkatkan kegiatan ekonomi yang lebih besar seperti investasi, peningkatan daya saing produk ekspor, dan mendorong efektivitas belanja negara. “Pengeluaran pemerintah harus menciptakan multiplier effect,” tegasnya. Pemerintah juga harus menjaga pasokan energi, stabilitas pangan, mendorong sektor manufaktur, serta industri yang memiliki nilai tambah.


Bagian lain laporan McKinsey menyebutkan pemerintah harus menyelesaikan berbagai masalah terkait pemeliharaan pasokan karena meningkatnya permintaan seperti energi dan kesenjangan sosial. Indonesia juga dinilai berada di persimpangan kritis, sehingga pemerintah perlu mendorong produktivitas tenaga kerja hingga 4,6% atau 60% lebih tinggi dari dekade sebelumnya.


Purbaya Yudhi Sadewa, Anggota Komite Ekonomi Nasional, mengatakan upaya mendorong Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar dunia harus dilakukan melalui percepatan laju pertumbuhan ekonomi agar tidak terjebak menjadi negara dengan ekonomi tidak bergerak (middle income trap). Adapun cara mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi itu adalah meningkatkan industrialisasi yang kuat dan mengarahkan investasi ke sektor tersebut.

Industrialisasi akan menghindarkan kesenjangan sosial karena membuka lapangan kerja lebih besar, sehingga mengurangi tingkat kemiskinan. (dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...