WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Selasa, 18 Desember 2012

2012 : Pertumbuhan Industri Diproyeksi Turun Jadi 6,75%

Kementerian Perindustrian memproyeksikan realisasi pertumbuhan industri nonmigas 2012 mencapai 6,75%, turun dibanding realisasi pertumbuhan 2011 sebesar 6,83%.

Penurunan pertumbuhan industri disebabkan melemahnya kinerja beberapa sektor industri, seperti sektor industri tekstil, barang kulit dan alas kaki, industri kertas dan  barang cetakan, barang kayu dan hasil hutan lainnya serta sektor industri logam dasar besi dan baja. 

Bahkan kinerja sektor industri logam dasar besi dan baja pada tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 4%, anjlok dibanding realisasi tahun lalu yang mencapai 13%. Penurunan kinerja industri logam dasar besi dan baja disebabkan mulai diterapkannya mekanisme impor terkait verifikasi bahan baku scrab.

Panggah Susanto, Dirjen Industri Basis Manufaktur
Kemenperin, mengatakan mekanisme verifikasi impor scrab diberlakukan untuk memastikan kualitas bahan baku scrap.  “Apabila mekanisme itu sudah berjalan diharapkan pertumbuhan industri sektor ini diharapkan dapat kembali tumbuh 5%,” kata Panggah.  
 

Benny Wahyudi, Dirjen Industri Agro Kemenperin, menambahkan penurunan sektor kertas dan barang  yang sempat minus pada kuartal III 2012 menjadi 6,54% disebabkan penurunan harga jual terhadap output barang. Kondisi itu turut mempengaruhi supply-demand industri kertas.
 
"Penurunan  sektor indusrri kertas juga terjadi karena permintaan turun. Oleh karena itu kami juga mengarahkan ke pasar yang daerah masih bertumbuh," kata dia.  Hingga akhir tahun sektor industri kertas dan barang cetakan diperkirakan tumbuh 4,9% dibanding tahun lalu 1,5%.


Menteri Perindustrian
MS Hidayat mengatakan di tengah kondisi yang dihadapi industri saat ini pemerintah masih mengharapkan beberapa sektor lain masih dapat menopang pertumbuhan industri hingga akhir tahun. Sektor tersebut antara lain makanan minuman, alat angkut, mesin dan peralatannya.

"Peningkatan itu terjadi seiring dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat serta menigkatnya invesatsi di sektor industri secara signifikan," kata dia.

Kemenperin juga mencatat terdapat beberapa realisasi investasi di sektor alat angkut dan komponen, misalnya investasi PT Denso Indonesia senilai Rp 1,3 triliun. Juga peningkatan investasi untuk pengembangan program mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LGCC) terjadi peningkatan investasi (perluasan dan pembangunan pabrik baru).
 
Investasi yang ditanamkan PT Toyota Astra Motor, PT Astra Daihatsu Motor dan, PT Honda Prospect Motor, PT Suzuki Indomobil Motor dan PT Nissan Mobil Indonesia sebesar US$ 2,2 miliar untuk industri perakitan dan US$ 2,3 miliar untuk industri komponen.


Pada periode Januari-September 2012  nilai investasi PMA sektor nonmigas tercatat sebesar US$ 8,6 miliar atau tumbuh 65,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara investasi PMDN mencapai Rp 38,1 triliun atau meningkat 40,19% dubanding tahun lalu.


Target di Tahun 2013
Hidayat mengatakan pemerintah masih melihat peluang untuk meningkatkan kinerja industri tahun depan. Tingginya konsumsi masyarakat, pertumbuhan investasi serta proyeksi adanya perbaikan ekonomi di Amerika Serikat dan Jepang versi Bank Dunia, menjadikan pemerintah optimisitis  pertumbuhan  industri sektor non migas bisa mencapai 6,8%. "Bila upaya maksimal bisa dilakukan, industri non migas diperkirakan bisa tumbuh 7,13%," ujar dia.

 
Dengan angka itu artinya pertumbuhan industri nonmigas diharapkan bisa tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi mencapai 6,2%-6,7%  pada 2013. Adapun  sektor-sektor yang ditargetkan menopang pertumbuhan antara lain industri semen dan barang galian non logam, pupuk, makanan-minuman dan otomotif.


Pertumbuhan industri masih menghadapi sejumlah tantangan pada tahun depan terutama yang menyangkut masalah kondisi infrasruktur serta mahalnya biaya investasi. Salah satu upaya yang akan dilakukan pemerintah guna mendorong investasi adalah dengan melakukan optimalisasi pemberian insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowence dan bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP).

 

Hidayat mengatakan terkait penetapan upah minimum pekerja yang akan diberlakukan di semua provinsi hal itu tidak akan mempengaruhi target pertumbuhan industri. "Target pertumbuhan industri sudah dengan asumsi kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi). Asalkan ada kesepakatan antara buruh dan pengusaha," kata dia.(*)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...