WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Kamis, 07 Februari 2013

Omset Kosmetik Lokal Tumbuh Lebih Rendah Dibanding Impor

Penjualan produk kosmetik lokal di tahun 2013 diperkirakan tumbuh 15% dibanding tahun 2012 lalu menjadi Rp 11,22 triliun. Peningkatan tampak lebih rendah dibanding pertumbuhan penjualan produk impor, yang diperkirakan sebesar 30%.

Wiyantono, Ketua Bidang Perdagangan Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), menuturkan kenaikan penjualan produk impor yang lebih tinggi pada tahun ini terjadi karena besarnya permintaan terhadap produk bermerek asing.


“Besarnya permintaan mengikuti gaya hidup sebagian besar konsumen kosmetik di Indonesia yang cenderung menggunakan merek luar negeri, karena adanya prestise yang berlebih,” ujar Wiyantono kepada wartawan.

Pertumbuhan penjualan kosmetik asing juga karena makin gencarnya upaya promosi yang dilakukan oleh agen penjual produk kosmetik impor. “Produk kosmetik impor masuk ke Indonesia umumnya melalui perusahaan berskala kecil serta multilevel marketing,” kata Wiyantono. 

Nuning S Barwa, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia, menuturkan peningkatan penjualan kosmetik impor pada tahun lalu dan tahun ini juga seiring pemberlakuan perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN.

Pemberlakuan harmonisasi tarif impor di negara-negara ASEAN, sebagai dampak perdagangan bebas, mengakibatkan prosedur impor menjadi lebih mudah.

Peningkatan penjualan kosmetik impor juga karena para eksportir kosmetik melihat Indonesia sebagai salah satu pasar yang cukup potensial. “Itu karena di Eropa maupun Amerika Serikat terjadi penurunan permintaan karena dampak resesi ekonomi,” jelas Nuning.

Untuk mempertahankan pangsa pasar tahun ini, produ sen kosmetik lokal melakukan ekspansi sejak tahun lalu. PT Martina Berto mengalokasikan dana Rp 135 miliar untuk membiayai pembangunan pabrik di Cikarang
dan revitalisasi mesin produksi.

Perseroan akan membangun pabrik baru senilai Rp 82 miliar dan revitalisasi unit produksi sebesar Rp 53 miliar. Pabrik baru tersebut telah mulai dilakukan pembangunannya pada April 2012, dan menempati lahan seluas 9,5 hektare. Semula perseroan menjadwalkan pembangunan pabrik baru dimulai pada semester II 2011, namun dimundurkan karena menunggu ijin Badan Pengawan Obat dan Makanan yang baru keluar pada kuartal I 2012.

Sementara itu, PT Mustika Ratu meningkatkan kapasitas produksi berkisar 20%-30% di tahun lalu. Peningkatan tersebut untuk mendukung pertumbuhan volume penjualan tiap tahun. “Peningkatan kapasitas juga karena utilisasi produk Mustika Ratu saat ini rata-rata telah mencapai 86%,” ujar Putri Kuswisnuwardhani, Presiden Direktur Mustika Ratu.

Untuk meningkatkan daya saing produsen kosmetik local dalam menghadapi persaingan dengan produk impor, Kementerian Perindustrian akan memberikan sejumlah insentif untuk mendorong pengembangan industri kosmetik di Indonesia.

“Pemerintah memberikan insentif untuk industri kosmetik antara lain dalam bentuk tax allowance dan pembebasan bea masuk atas impor mesin,” kata MS Hidayat, Menteri Perindustrian.

Dengan adanya insentif itu, pemerintah berharap industri kosmetik mampu berekspansi secara rutin untuk meningkatkan kapasitas produksi. (dbs)

Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...