WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Senin, 04 Februari 2013

Inflasi 2013 Diprediksi Menembus 5%

Sepanjang tahun 2013 tingkat inflasi diperkirakan ada di kisaran 5% atau sedikit lebih tinggi dari perkiraan pemerintah dalam asumsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2013 sebesar 4,9%. Bambang Prijambodo, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Pendanaan Pembangunan Bappenas, mengatakan lebih tingginya angka inflasi disebabkan kondisi ekonomi di luar basis normal tahunan.


Menurut Bambang, ada tiga kondisi yang membuat tingkat inflasi Indonesia tahun 2013 ada di luar basis normal antara lain disebabkan pelaksanaan kebijakan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) sebesar 15%, Naiknya Upah Minimum Provinsi (UMP) di sebagian wilayah mencapai 19%-20% dan terakhir adanya gangguan cuaca yang hampir menyeluruh pada sebagian wilayah basis produksi pangan. 



“Basis normal inflasi kita ada di kisaran 4,3%-4,4% atau sama dengan tahun lalu, namun untuk tahun ini inflasi ada di atas basis kondisi normal. Hal ini karena adanya pengaruh kenaikan listrik, UMP, ganguan banjir dan cuaca di sebagian wilayah Indonesia sehingga menyebabkan kenaikan biaya konsumen,” ungkapnya. 

Bambang menuturkan, jika kondisi normal inflasi ada di kisaran 4,3%-4,4% maka tahun ini ada tambahan infl asi karena kenaikan 15% TTL yang berkontribusi terhadap infl asi sebesar 0,3%-0,4%, ditambah kenaikan 19%-20% UMP dengan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,1%-0,2%. Selain itu infl asi semakin meningkat disebabkan gangguan distribusi akibat cuaca.

Meski ada faktor yang mendorong laju inflasi, tetapi ada pengendali laju inflasi yaitu kondisi ekonomi dunia yang masih belum stabil sehingga harga-harga komoditas internasional tidak mengalami kenaikan. Dengan demikian harga komoditas dalam negeri tidak banyak mengalami kenaikan, sehingga konsumsi dalam negeri tidak banyak berubah.

Dia menjelaskan, pada tahun ini inflasi sangat tinggi diperkirakan hanya terjadi pada awal tahun karena pola musiman dan cuaca ekstrem. Kondisi ini akan kembali stabil saat masuk musim panen raya yang diperkirakan jatuh pada Maret. 

Untuk itu, hal utama yang perlu diperhatikan semua pihak dalam menghadapi inflasi yang terjadi di luar basis normal tahun ini adalah segera menyediakan kebutuhan masyarakat khususnya pangan menjelang hari-hari besar seperti bulan Ramadhan dan akhir tahun dan mengendalikan biaya pendidikan. 

Prasetijono Widjojo, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, mengatakan cukup sulit mengendalikan inflasi tahun ini agar sesuai target. Namun pemerintah akan melakukan berbagai cara diantaranya adalah menstabilkan harga-harga bahan pokok. 

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan infl asi Januari 2013 sebesar 1,03% sedangkan inflasi tahunan mencapai 4,57%. Infl asi Januari tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama empat tahun terakhir, yaitu pada 2012 sebesar 0,76%, 2011 sebesar 0,89%, 2010 sebesar 0,84% dan 2009 defl asi sebesar 0,07%.

Juniman, Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII), mengatakan dengan melihat infl asi Januari 2013 yang sebesar 1,03% maka sepanjang tahun ini tidak mudah untuk mencapai target inflasi 2013 sebesar 4,9%.

Inflasi sepanjang 2013 diperkirakan akan berada pada level 5,3%. Agar inflasi tahun ini dapat dikendalikan, langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah mencegah gejolak harga pangan yang disebabkan faktor cuaca. Selain itu pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kualitas distribusi arus barang kebutuhan pokok.

Anton Gunawan, Kepala Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), mengatakan infl asi Januari lebih tinggi karena efek dari cuaca buruk. Sementara ke naikan tarif tenaga listrik belum memberikan dampak yang signifikan terhadap inflasi. Kebijakan ini berpotensi menekan inflasi pada tahun ini. “Kami perkirakan infl asi 2013 akan mencapai 6,17% dengan asumsi ada tambahan infl asi sebagai dampak dari kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi,” kata Anton. (dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...