WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Jumat, 01 Februari 2013

Pangsa Pasar Produsen Terigu Domestik Diestimasi 92%

Produksi seluruh produsen terigu domestik tahun 2013 ini diproyeksikan capai 4,99 juta ton, naik 7% dibanding tahun lalu 4,72 juta ton, menurut Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO). Nilai itu setara 92% pangsa pasar dari total konsumsi terigu nasional tahun ini sebesar 5,43 juta ton.

Ketua Umum APTINDO, Franciscus Welirang, menuturkan pangsa pasar produsen terigu domestik yang dominan antara lain karena pemberlakuan bea masuk tindakan pengamanan sementara (BMTPS) terhadap terigu impor asal Turki sejak 5 Desember 2012. 

Kementerian Keuangan menetapkan BMTPS sebesar 20% dari bea impor dikenakan dalam masa penyelidikan safeguard terhadap tepung terigu impor. "BMTPS layak diberlakukan oleh Kementerian Keuangan karena memang terjadi dumping terigu," kata Franciscus. BMTPS terhadap terigu impor asal Turki berlaku selama 200 hari sejak tanggal penetapan.



Selama ini Turki merupakan negara asal terigu impor terbesar di Indonesia. Pada 2010, pangsa pasar impor terigu Turki mencapai 58% dari total impor terigu di Indonesia, dan pada 2011 menurun menjadi 57%. Asosiasi mencatat impor terigu pada 2010 mencapai 775 ribu ton, sementara pada 2011 menurun menjadi 679 ribu ton.

Pangsa pasar terigu impor di 2012 diperkirakan turun menjadi 7% dibandingkan pangsa pasar tahun 2011, 14%. Penurunan itu didorong pertumbuhan investasi produsen terigu lokal di Indonesia sejak 2011.

Produsen lokal yang telah berinvestasi di 2011 antara lain PT Sari Pangan Makmur yang membangun pabrik di tiga daerah, PT Sarana Prima Makmur Sejahtera yang membangun pabrik di Bangkalan, Serang, dan Banjarmasin, serta PT Golden Flour Mills yang membangun pabrik di Banten.

Total kapasitas produksi ketiga produsen tersebut mencapai 1,52 juta ton per tahun. "Produsen terigu berinvestasi di Indonesia karena melihat potensi pasar terigu ke depan yang terus meningkat," ujar Franciscus.

Sementara produsen terigu yang berinvestasi tahun ini yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Wilmar Nabati Indonesia. Indofood Sukses Makmur melalui entitas anak, PT Bogasari Flour Mills, membangun pabrik terigu pada tahun ini. Pembangunan pabrik tersebut pada mulanya akan dibangun tahun lalu, namun masih terkendala lahan.

Pembangunan pabrik baru Bogasari dilakukan untuk menjaga pangsa pasar, seiring bertambahnya investasi baru di sektor industri tepung. Dari 19 perusahaan terigu di Indonesia yang ada di 2011, Bogasari masih dapat mempertahankan pangsa pasar sebesar 57% melalui dua pabriknya.

"Tahun 2000 industri tepung terigu itu hanya berjumlah 4, tahun lalu sudah mencapai 19. Diperkirakan ke depannya akan ada 21 perusahaan," kata Franciscus.

Wilmar Nabati Indonesia juga mulai membangun pabrik terigu di Surabaya akhir 2012 dengan nilai investasi sekitar Rp 300 miliar-Rp 500 miliar. Menurut direksi perseroan, pabrik baru tersebut ditargetkan beroperasi kuartal III 2013.

"Pabrik baru itu sudah mulai pembangunan konstruksi dengan kapasitas produksi 2x500 ton per tahun," ujar Hendri Saksti, Presiden Direktur Wilmar Nabati Indonesia.(dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...