WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Jumat, 18 Januari 2013

2013: Naik 15% Biaya Bahan Baku Roti

Pada Kuartal I Tahun ini, biaya bahan baku roti diperkirakan naik berkisar 7%-15%, menurut Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (Apebi). Kenaikan tersebut terjadi karena produsen terigu menaikkan harga jual seiring peningkatan harga gandum dan pelemahan rupiah.
 
"Produsen bahan baku menaikkan harga jual ke kami produsen roti, karena mereka juga berupaya menjaga margin akibat naiknya biaya produksi," kata Chris Hardijaya, Ketua Umum Apebi. Kenaikan biaya bahan baku mendorong peningkatan biaya produksi roti sebesar 22% di tahun ini.

Produsen roti akan menaikkan harga jual berkisar 10%-15% sebagai dampak kenaikan biaya produksi. Chris mengatakan meski harga jual dinaikkan, margin kotor produsen roti masih berpotensi turun hingga 4%.

"Jika ingin mempertahankan margin, harga jual harus dinaikkan minimal 20%," tutur Chris. Namun jika harga jual dinaikkan hingga 20%, produsen akan menghadapi risiko penurunan volume pembelian oleh konsumen.

Chris menuturkan kenaikan upah buruh dan tarif listrik pada awal tahun ini menjadi pendorong kenaikan biaya produksi. Upah buruh berkontribusi 17%-22% terhadap biaya produksi roti, sementara tarif pemakaian energi termasuk listrik berkontribusi 7%-9%.

Adhi Siswaja Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), mengatakan harga jual produk makanan dan minuman tahun ini diperkirakan naik 10%-15%. "Langkah menaikkan harga dilakukan produsen untuk bisa menjaga margin kotor sebesar 30%-40%," kata Adhi.

Pemilik usaha mikro kecil dan menengah menjadi kelompok usaha makanan dan minuman yang paling merasakan dampak kenaikan upah buruh dan tarif energi. Sementara produsen makanan dan minuman berskala besar masih memiliki alternatif mengganti tenaga manusia dengan mesin.

Tahun lalu, sejumlah produsen makanan dan minuman telah menaikkan harga jual seiring kenaikan biaya produksi. Empat emiten makanan dan minuman, seperti PT Mayora Indah, PT Nippon Indosari Corpindo, PT Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company, dan PT Unilever Indonesia Tbk, telah menaikkan harga jual untuk mengimbangi peningkatan biaya produksi di 2012.

Nippon Indosari Corpindo, satu-satunya emiten produsen roti yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia, menargetkan penjualan pada 2013 minimal mencapai Rp 1,56 triliun, meningkat 30% dibanding proyeksi penjualan tahun lalu, menurut direksi perseroan. Peningkatan penjualan ditopang kenaikan volume penjualan.

"Kenaikan volume seiring pertumbuhan permintaan pasar di 2013," ujar Yenni Husodo, Direktur Nippon Indosari. Peningkatan penjualan juga seiring ekspansi yang dilakukan perseroan pada tahun lalu.

Yenni menuturkan gangguan cuaca di beberapa wilayah di Indonesia yang terjadi belakangan ini masih belum terlalu berdampak pada distribusi produk perseroan. Hal itu karena wilayah yang dilanda cuaca buruk bukan merupakan wilayah penopang penjualan.

"Penjualan di wilayah yang terkena dampak cuaca dan gelombang laut tinggi seperti Lampung memang sedikit terganggu, namun volumenya relatif kecil, sehingga dampaknya tidak signifikan," ujar Yenni. 

Perseroan juga akan memaksimalkan unit produksi di Sumatera untuk mensuplai kebutuhan wilayah Sumatera, untuk mengantisipasi kesulitan pasokan dari Jawa akibat kendala infrastruktur. Harga saham Nippon Indosari pada penutupan perdagangan Kamis turun 50 poin (0,8%) menjadi Rp 6.200 dibanding sehari sebelumnya.(dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...