WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Rabu, 23 Januari 2013

Pertumbuhan Konsumsi Indonesia Dorong Ekspansi Produsen Minuman

Pertumbuhan konsumsi minuman ringan akan mendorong ekspansi yang dilakukan produsen di 2013, menurut Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM). Konsumsi minuman ringan tahun ini diperkirakan tumbuh 8,3% menjadi 22 miliar liter dibanding tahun lalu seiring kenaikan permintaan domestik.

Menurut Ketua Umum ASRIM Farchad Poeradisastra, kenaikan permintaan minuman ringan pada tahun ini ditopang pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita. "Peningkatan pendapatan akan menumbuhkan daya beli masyarakat," ujarnya kepada wartawan.

Pertumbuhan konsumsi juga karena Indonesia saat ini menjadi negara alternatif tujuan ekspor minuman ringan dari sejumlah negara. "Krisis yang terjadi di Eropa menjadikan Indonesia sebagai fokus tujuan ekspor baru," ujar Farchad.

Air minum dalam kemasan (AMDK) diproyeksikan menjadi kontributor penjualan terbesar minuman tahun ini, sama seperti tahun lalu. "Sementara minuman teh siap saji menjadi kontributor terbesar kedua," tambah Farchad.

Proyeksi pertumbuhan konsumsi tahun ini telah diantisipasi sejumlah produsen dengan melakukan ekspansi sejak tahun lalu. Tujuh produsen makanan dan minuman serta farmasi tercatat melakukan ekspansi dan akuisisi di industri minuman sejak tahun lalu.

Ketujuh produsen yang melakukan ekspansi dan akuisisi di sektor minuman adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Garudafood Putra Putri Jaya, PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk, PT ABC President Indonesia, PT Sinar Sosro, dan PT Nestle Indonesia. Tujuan ekspansi dan akuisisi itu untuk menangkap peluang pertumbuhan penjualan serta meningkatkan pangsa pasarnya.

Kalbe Farma berekspansi bisnis minuman ringan dengan mengakuisisi 100% saham Hale International, produsen minuman jus siap saji, senilai Rp 100 miliar. Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma, menuturkan akuisisi itu telah dilakukan pada 2012. Kalbe Farma menargetkan kontribusi penjualan dari produk yang diakuisisi sebesar Rp 100 miliar, dalam 2-3 tahun setelah akusisi.

Nestle Indonesia, produsen susu olahan dengan pangsa pasar terbesar kedua di Indonesia, juga melalukan ekspansi dengan membangun pabrik baru di Karawang, Jawa Barat, senilai Rp 1,8 triliun mulai 2012. Pabrik baru itu ditargetkan selesai dibangun dan mulai beroperasi pada awal 2013. Pabrik baru itu akan menjadi pusat produksi sejumlah produk Nestle, seperti bubur bayi Cerelac, minuman cokelat Milo, dan susu bubuk Dancow.

"Investasi kami di Karawang senilai US$ 200 juta akan selesai pada awal 2013," ujar Arshad Chaudry, Presiden Direktur PT Nestle Indonesia. (dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...