WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Senin, 21 Januari 2013

Akibat Banjir Produsen Makanan dan Minuman Merugi Hingga Rp 300 Miliar

Produsen makanan dan minuman diperkirakan merugi hingga Rp 300 miliar per hari akibat banjir yang melanda Jakarta. Banjir telah menyebabkan distribusi makanan dan minuman menjadi terhambat sehingga berpotensi menurunkan penjualan produsen makanan dan minuman.
 
"Asumsinya, nilai transaksi makanan dan minuman di Indonesia mencapai Rp 2 triliun per hari, dan 30% di antaranya merupakan transaksi di wilayah Jakarta dan sekitarnya," ujar Adhi Siswaja Lukman, Ketua Umum GAPMMI kepada wartawan. 

Dia menilai, banjir yang terjadi dalam sepekan terakhir telah melumpuhkan separuh jalur distribusi makanan dan minuman di Jakarta.

Produsen makanan dan minuman segar menjadi pihak yang paling terdampak dengan adanya banjir di Jakarta. "Itu karena produk mereka daya tahannya lebih cepat daripada produk kemasan," jelas Adhi.

Sementara produsen produk makanan dan minuman dalam kemasan cenderung tidak mengalami kerugian signifikan. "Daya tahan produk kemasan rata-rata bisa mencapai setahun, jadi lebih tahan lama," kata Adhi.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi DKI Jakarta menyatakan sekitar 300 pabrik di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur, berhenti berproduksi pada Kamis pekan lalu. Dengan adanya penghentian operasi, kerugian per hari ditaksir sebesar Rp 1,5 miliar.

"Kawasan Industri Pulogadung terendam banjir dengan ketinggian sekitar 20 cm hingga satu meter," kata Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Kadin Provinsi DKI Jakarta. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi langsung dari pengusaha karena jalur komunikasi dan aliran listrik di wilayah itu mati.

Banjir yang melanda Ibukota akibat hujan terus-menerus sejak beberapa hari dan puncaknya Kamis (17/1) siang telah mengakibatkan sejumlah akses jalan terhambat. Kawasan industri Pulogadung termasuk yang terkena dampak parah.

Meski distribusi terganggu, asosiasi menilai hal itu tidak menjadikan harga jual makanan dan minuman, khususnya produk kemasan menjadi naik. Dampak banjir pekan lalu lebih kepada tertundanya pasokan.

Kenaikan Harga Jual Produk 
Adhi menilai kenaikan harga jual awal tahun ini sebesar 10%-15% lebih disebabkan naiknya biaya produksi makanan dan minuman. "Harga jual pada tahun ini telah naik 10%-15%, untk menjaga margin kotor dan margin bersih produsen," kata Adhi.

Biaya produksi makanan dan minuman pada tahun ini naik hingga 15% sejak kuartal I 2013, sebagai dampak kenaikan upah buruh dan kenaikan tarif energi, yang menjadikan biaya produksi meningkat 11%. Dalam struktur biaya produksi, upah buruh berkontribusi 10%-15% terhadap biaya produksi makanan dan minuman, sementara biaya pemakaian energi berkontribusi 7,5%-10%.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dan PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk telah menaikkan harga jual di tahun lalu untuk mengimbangi peningkatan biaya produksi.

"Kenaikan volume seiring pertumbuhan permintaan pasar di 2013," ujar Yenni Husodo, Direktur Nippon Indosari. Peningkatan penjualan juga seiring ekspansi yang dilakukan perseroan.(dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...