WELCOME TO CONSUMEDIA INDONESIA BLOGSITE


Selasa, 08 Januari 2013

2013: Pasar Minuman Ringan Diharapkan Tumbuh 11%

Pasar minumann ringan pada 2013 diprediksikan tumbuh 10%-11% menjadi Rp 326,7 triliun-Rp 329,6 triliun dibanding 2012, menurut asosiasi industri. Kenaikan itu ditopang pertumbuhan volume konsumsi.
 
"Pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat menjadi pendorong pertumbuhan pasar minuman ringan tahun ini," ujar Farchad Poeradisastra, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim)

Peningkatan pendapatan akan mendorong konsumsi per kapita lebih besar dibanding tahun lalu. Minuman ringan mencakup minuman teh siap saji, susu olahan, minuman berkarbonasi, hingga minuman isotonik.

Pertumbuhan pasar juga karena Indonesia menjadi negara alternatif tujuan ekspor minuman ringan dari sejumlah negara. "Krisis yang terjadi di Eropa menjadikan Indonesia sebagai fokus tujuan ekspor baru," ujar Farchad.

Pertumbuhan nilai penjualan tahun ini juga disebabkan kenaikan harga jual hingga 17% akibat peningkatan biaya produksi. Farchad menuturkan kenaikan biaya produksi antara lain karena kenaikan upah buruh serta tarif energi listrik dan gas.

"Kenaikan harga jual harus sama dengan kenaikan biaya produksi, agar margin tetap terjaga," ujar Farchad. Besaran kenaikan harga jual akan lebih tinggi apabila pemerintah memberlakukan cukai, khususnya bagi minuman berkarbonasi.

Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) memperkirakan penjualan air minum kemasan di 2013 tumbuh 11%-15% menjadi 21,9 miliar liter-22,7 miliar liter dibandingkan proyeksi tahun lalu sebesar 19,8 miliar liter. Kenaikan itu ditopang pertumbuhan permintaan seiring kenaikan konsumsi air minum kemasan.

"Air minum kemasan saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan pokok di masyarakat, tidak seperti beberapa tahun yang lalu," kata Rembang Kayo, Sekretaris Jenderal Aspadin. Pertumbuhan penjualan di 2013 juga didukung ekspansi yang dilakukan sejumlah produsen sejak tahun lalu.

"Dengan adanya ekspansi, wilayah penjualan air minum kemasan akan semakin meluas," kata Rembang. Meski demikian, konsumsi air minum kemasan masih akan dominan di Pulau Jawa, sesuai kondisi demografis Indonesia.

Pasar Makin Semarak 
Proyeksi pertumbuhan konsumsi tahun ini telah diantisipasi sejumlah produsen dengan melakukan ekspansi sejak tahun lalu. Tujuh produsen makanan dan minuman serta farmasi tercatat melakukan ekspansi dan akuisisi di industri minuman sejak tahun lalu.

Ketujuh produsen yang melakukan ekspansi dan akuisisi di sektor minuman adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Garudafood Putra Putri Jaya, PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk, PT ABC President Indonesia, PT Sinar Sosro, dan PT Nestle Indonesia. Tujuan ekspansi dan akuisisi itu untuk menangkap peluang pertumbuhan penjualan serta meningkatkan pangsa pasarnya.

Kalbe Farma berekspansi bisnis minuman ringan dengan mengakuisisi 100% saham Hale International, produsen minuman jus siap saji, senilai Rp 100 miliar.

Persaingan di industri air minum kemasan juga akan diramaikan dengan rencana masuknya perusahaan patungan antara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte Ltd asal Jepang.

Indofood CBP dan Asahi membentuk dua perusahaan patungan untuk membangun pabrik minuman non-alkohol dan memasarkannya di Indonesia dengan investasi awal sebesar Rp 1,8 triliun-Rp 2 triliun. Kerja sama patungan Indofood CBP dan Asahi akan masuk ke pasar air mineral dan minuman teh.

"Kerja sama patungan itu seiring potensi peningkatan permintaan produk-produk itu seiring perubahan perilaku dan pilihan konsumen, yang didorong oleh tumbuhnya segmen berpendapatan menengah serta meningkatnya pendapatan per kapita," kata Anthoni Salim, Presiden Direktur Indofood CBP.
Segmen konsumen berpendapatan menengah saat ini telah mencapai 50% dari total penduduk Indonesia. 

PT Garudafood Putra Putri Jaya, pesaing Indofood CBP, juga membentuk joint venture dengan perusahaan Jepang, Suntory Beverage & Food Limited, untuk memasuki industri minuman teh siap saji. Garudafood Putra Putri Jaya dan Suntory Beverage & Food Limited membentuk perusahaan patungan bernama PT Suntory Garuda Beverage.

Suntory Garuda Beverage menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 5 kali lipat dalam 10 tahun sejak awal terbentuk, menurut direksi perseroan. Proyeksi itu seiring pertumbuhan pasar minuman ringan yang menjadi fokus bisnis Suntory Garuda.

"Pertumbuhan pasar minuman ringan di Indonesia tak lepas dari pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat, khususnya di segmen masyarakat kelas menegah," kata Hartono Atmadja, Presiden Direktur Suntory Garuda. (dbs)
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...